CBDC
- TFI
CHARACTER
BUILDING AGAMA
TOLERANSI
ANTAR UMAT BERAGAMA
KELAS/KELOMPOK
|
LA17
/ KELOMPOK 6
|
NO
|
NIM
|
NAMA
|
JABATAN
|
1.
|
2101631790
|
ALLIEFIANDINI MUHAMAD SUGIH
SETIAWAN
|
KETUA
|
2.
|
2101630623
|
KEVIN BUDIMAN
|
ANGGOTA
|
3.
|
2101632351
|
LEONARDO TANDRA
|
ANGGOTA
|
UNIVERSITAS
BINA NUSANTARA
KEMANGGISAN
JAKARTA
2018/2019
LEMBAR
PENGESAHAN PROPOSAL
Project Luar Kelas
Character Building : Agama
1. Judul Project : Wawancara
Pemuka Agama
2.
Lokasi Project : Car Free Day (Jl. Sudirman – Jl.
MH Thamrin, setiap hari Minggu, pukul 06.00 – 11.00 Wib, Jakarta Pusat, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480), Monumen
Nasional (JL. Silang Monas, Gambir, RT.5/RW.2,
Gambir, Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110), Kota Tua
(Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110)
3. Nama Anggota Kelompok :
§ Ketua : Alliefiandini Muhamad Sugih Setiawan (2101631790)
·
· Anggota
:
§ Kevin
Budiman (2101630623)
§ Leonardo
Tandra (2101632351)
4. Mata Kuliah :
Character Building Agama
5. Kelas :
LA17
6. Dosen :
Alfensius
Alwino (D5690)
Jakarta, 19 Mei 2019
Mengetahui, Ketua Kelompok
(Alfensius
Alwino) (Alliefiandini
MSS)
Dosen CB Agama NIM
: 2101631790
DAFTAR
ISI
LEMBAR
PENGESAHAN
2
DAFTAR
ISI
3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1
Latar Belakang 4
1.2
Rumusan Masalah 4
1.3
Tujuan Kegiatan 4
1.4
Manfaat Kegiatan 5
1.5
Bentuk Kegiatan 5
1.6
Waktu Kegiatan 6
BAB
II LANDASAN TEORITIS 7
2.1 Pengertian Toleransi 7
2.2 Toleransi dalam Pancasila
7
2.3 Jenis-Jenis Toleransi 8
2.4 Konflik dalan Kehidupan Beragama 9
BAB
III HASIL KEGIATAN
10
3.1 Kampanye Car Free Day
10
3.2 Kampanye Monumen Nasional 11
3.3 Kampanye Kota Tua 13
BAB
IV PENUTUP 15
4.1 Kesimpulan Kelompok 15
4.2
Refleksi Masing-Masing Anggota Kelompok 16
BAB V DAFTAR PUSTAKA 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teoritis
Indonesia
merupakan negara multikultural yang memiliki berbagai keberagaman baik suku,
agama, ras, budaya dan sebagainya. Terbentang dari Sabang sampai Merauke dan
terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, Indonesia merupakan perwujudan dari
negara dengan sistem demokrasi yang cukup baik mengingat betapa banyaknya
kemajemukan yang dipersatukan di dalam bangsa Indonesia. Dengan beragam
keanekaragaman ini lah yang membuat Indonesia unik dimata negara-negara lain.
Indonesia juga diberkati dengan sumber daya alam yang melimpah yang menjadi
salah satu keunikan dengan berbagai rempah` dan juga hasil buah tangan masyarakat
tiap budaya yang menjadi daya Tarik wisata.
Prinsip
“Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetap satu, Sudah menjadi
bukti konkret bahwa Indonesia juga mengumandangkan toleransi baik antar ras dan
antar agama. Yang dimana Tujuan dari prinsip ini adalah bagaimana Indonesia
mempunyai sifat yang menghargai perbedaan. Sikap Toleransi ini mempunyai arti
saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di manapun dan kapanpun
sehingga tecipta kondisi damai dalam masyarakat. Yang dimana didalamnya tidak
ada diskriminasi antar masyarakat dengan masyarAkat yang lain. Sehingga mereka
dapat saling baur membaur untuk menuju Indonesia penuh toleransi
Saat
ini, banyak sekali isu-isu maupun paham-paham yang mengancam kesatuan dan
persatuan toleransi di negara Indonesia kita. Isu-isu seperti terorisme dan
provokasi yang semakin merajalela yang pada akhirnyalah mengancam kesatuan dan
persatuan Indonesia. Oleh karena itu, kami mengangkat tema “Toleransi Beragama”
Dengan cara seperti berorasi (Menyuarakan pendapat) dan juga mewawancarai
beberapa pengunjung setempat dengan harapan meningkatkan wawasan dan
nilai-nilai akan cara bertoleransi dengan sesame yang berbeda agama. Kami ahrap
dengan melakukan kegiatan ini, misi dan tujuan kami dapat tercapai supaya dapat
terwujud kehidupan beragama yang damai dan saling menghargai di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara meningkatkan rasa toleransi antar umat beragama?
2. Bagaimana
pandangan dan pendapat mengenai toleransi agama?
3. Bagaimana
menanamkan pentingnya toleransi agama antar umat beragama?
4. Bagaimana
cara menyikapi perbedaan agama di lingkungan kita?
5. Bagaimana
cara memperbaiki toleransi agama di Indonesia?
1.3
Tujuan Kegiatan
1.
Meningkatkan rasa toleransi terhadap umat
beragama.
2.
Meningkatkan rasa kepentingan akan
toleransi agama.
3.
Meningkatkan rasa toleransi untuk warga
Indonesia.
4.
Persatuan dan kerukunan antar umat
beragama
1.4
Manfaat Kegiatan
1.
Mengetahui rasa toleransi yang dimiliki
warga Indonesia.
2.
Mengetahui pentingnya toleransi agama di
beberapa individu.
3.
Menanamkan pentingnya toleransi beragama.
4.
Mepersatukan bangsa melalui pandangan dan
pendapat.
1.5
Bentuk Kegiatan
Kegiatan
yang kami lakukan dibantu dengan media spanduk, sebagai symbol dalam
memperlihatkan suara kami, dalam mengajak setiap orang yang melihat untuk ikut
berpartisipasi dalam menjalankan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Spanduk
tersebut dituliskan dua hal utama yaitu “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, yang
dibawahnya diberikan Simbo-simbol Agama” yang dalam arti lain bahwa satu sama
lain agama ikut menghargai ibadah yang dilakukan agama lain. Serta terdapat
tulisan “” yang menunjukan bahwa kita di Indonesia tidak hanya tinggal sendiri
melainkan majemuk, dimana terdapat agama – agama dan keharusan untuk menghargai
agama orang lain. Kami juga melakukan sebuah wawancara untuk beberapa
pengunjung di lokasi kampanye bertujuan untuk mengetahui perspektif mereka
masing-masing mengenai penerapan dan bagaimana pandangan mereka mengenai toleransi
agama di Indonesia.
Kegiatan
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mahasiswa/i Bina Nusantara University
sebagai pengetahuan tentang pentingnya toleransi agama dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pedoman hidup seorang manusia.
1.6
Waktu Kegiatan
Kegiatan project luar
kelas ini akan kami lakukan dalam 1 hari yang sama di tiga lokasi berbeda:
1. Car Free Day
Waktu kegiatan : Minggu, 12 May 2019
Tempat : Car Free Day (Jl. Sudirman – Jl. MH Thamrin, setiap hari Minggu,
pukul 06.00 – 11.00 Wib, Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11480)
Pukul : 09.00 – 11.00
2. Monumen Nasional
Waktu kegiatan : Minggu, 12 May 2019
Tempat : Monumen Nasional
(JL. Silang Monas, Gambir, RT.5/RW.2, Gambir,
Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110)
Pukul : 12.00 – 13.00
3. Kota Tua
Waktu kegiatan : Minggu, 12 May 2019
Tempat : Kota Tua (Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kec. Taman
Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110)
Pukul : 15.00 – 16.00
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
2.1 Pengertian Individu sebagai mahluk
hidup bertoleransi
Menurut Hartono (2002)
Seseorang dikatakan sebagai makhluk individu manakala unsur-unsur tersebut ada
dan menyatu dalam dirinya. Tetapi dalam kodratya manusia adalah makhluk sosial
atau makhluk bermasyarakat, sehingga manusia diberikan akal dan pikiran yang
berkembang agar manusia menggunakan akal dan pikirannya itu untuk selalu
berpikir bagaimana mereka hidup bersama dengan manusia lainnya. Dengan bantuan
orang lain, manusia dapat menggunakan akal dan pikirannya untuk berkomunikasi
atau berbicara serta bisa mengembangkan potensinya. Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak akan bisa hidup sendiri dan tidak akan berdiri tegak.
Manusia sebagai mahluk
hidup dalam menjalani kehidupan sosial akan terdapat perbedaan pendabat serta
perseteruan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang
berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan
dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling
menghargai, sehingga perbedaan tersebut yang dapat menimbulkan pertikaian dapat
dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban
diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.
Manusia
sebagai makhluk social, tentunya perlu hidup dalam sebuah masyarakat yang
kompleks akan nilai. Dimana terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Untuk
menjaga persatuan antar umat beragama maka diperlukan sikap toleransi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap memiliki arti perbuatan dsb yang berdasarkan
pada pendirian, dan atau keyakinan sedangkan toleransi berasal dari bahasa
Latin yaitu tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar,membiarkan
orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki
pendapat berbeda.
2.2 Toleransi dan Agama
Toleransi adalah
sikap dan perilaku,
sebagai prinsip metodologis, toleransi adalah penerimaan terhadap yang tampak
sampai kepalsuannya tersingkap. Menurut Sukbhan (2011) toleransi relevan dengan
epistemologi. la juga relevan dengan etika sebagai prinsip menerima apa yang
dikehendaki sampai ketaklayakannya tersingkap. Toleransi adalah keyakinan bahwa
keanekaragaman agama terjadi karena sejarah dengan semua factor yang
mempengaruhinya, kondisi ruang dan waktunya berbeda, prasangka, keinginan dan
kepentingannya.
Harun Nasution telah mengumpulkan delapan
macam definisi agama yaitu:
1.
Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi.
2.
Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3.
Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu
sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu.
5.
Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan gaib.
6.
Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada
suatu kekuatan gaib.
7.
Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan
takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8.
Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul
2.3 Jenis-Jenis Toleransi
Masa
Toleransi berasal dari kata Latin, yaitu “tolerantia”, yang berarti
kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Toleransi merupakan
sikap untuk memberi hak sepenuhnya kepada orang lain agar dapat menyampaikan
pedapatnya, sekalipun pendapatnya salah dan berbeda. Malinowski (F. O’dea,
1985:16) menyebutkan bahwa ‘agama adalah suatu badan yang didalamnya terdapat
perbuatan sendiri sebagai diri sendiri untuk memenuhi tujuan. Agama menawarkan
suasana adikodrati yang kompleks dan beraneka. Agama memberikan sumbangan pada
moral manusia dengan mempertinggi semua sikap mental yang berharga, seperti
penghargaan pada tradisi, keharmonisan dengan lingkungan, keberanian dan
kepercayaan diri dalam pergulatan mengatasi kesukaran dan pada saat menghadapi maut’.
2.4 Konflik dalam Kehidupan Beragama
Menurut Taquiri dan Davis, pengertian konflik
adalah warisan kehidupan sosial yang terjadi dalam berbagai keadaan sebagai
akibat dari bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan
di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus. Tidak hanya itu saja
menurut Lewis A. Coser, arti konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas
status dan merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga
apabila ada masyarakat maka akan muncul konflik.
Konflik dapat terjadi di berbagai sector
ataupun poin di sosial, salah satunya adalah di Sektor Agama. Dimana di sector
agama ini , konflik bisa sangat terjadi dengan adanya perbedaan pandangan. Hal
ini menjadi hal yang sangat sensitive bagi berbagai kalangan, apalagi jika
ditambahkannya dengan paham-paham extrimis yang membuat suasana semakin panas
dan gampang untuk terpancing amarah.
Cara
pandang terhadap agama dengan menempatkan agama sebagai sumber konflik, telah
menimbulkan berbagai upaya menafsirkan kembali ajaran agama dan kemudian
dicarikan titik temu pada level tertentu, dengan harapan konflik akan teredam
jika faktor kesamaan agama yang di tinggikan terlebih dahulu.
BAB
III
HASIL
KEGIATAN
3.1 Kampanye Car Free Day
Pada pagi hari Minggu jam (09.00 – 11.00) tanggal 12 May 2019, kami
berkunjung ke Car Free Day dimana warga Jakarta melakukan berbagai aktivitas di
tengah pusat kota. Kami kemudian membuka spanduk kami dan melakukan orasi akan
pentingnya bertoleransi antar umat beragama. Setelah selesai berorasi kami
melanjutkan untuk mewawancarai dua pengunjung Car Free Day untuk menanyakan
pandangan serta pendapat responden mengenai hal sekitar toleransi antar umat
beragama di Indonesia.
Responden Pertama Bapak Budianto
1.
Menurut bapak, bagaimana keadaan Toleransi Antar
umat beragama di Indonesia?
Cukup banyak orang fanatic untuk saat ini.
2.
Apakah bagi Bapak sendiri Toleransi Beragama itu
Penting?
Sangatlah penting karena kita hidup saling berdampingan
3.
Bagaimana pendapat bapak agar generasi muda dapat
memperjuangkan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Melakukan Ajaran Agama
masing – masing karena setiap agama mengajarkan hal yang baik.
Responden Kedua Bapak Pratma
1.
Menurut bapak, bagaimana keadaan Toleransi Antar
umat beragama di Indonesia?
Untuk sekarang keadaanya
sudah cukup baik karena sudah saling menjaga keharmonisan, saling menghargai,
dan diharapkan tidak ada oknum yang kurang bertanggung jawab merusak
keharmonisan ini.
2.
Apakah bagi Bapak sendiri Toleransi Beragama itu
Penting?
Toleransi sangatlah penting
karena toleransi adalah hal yang mempersatu dan mempertahankan persatuan di
Indonesia
3.
Bagaimana pendapat bapak agar generasi muda dapat
memperjuangkan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Anak muda jaman sekarang
harus dapat memilah dan meneliti agar dapat memindai hal mana yang benar dan
yang salah. Anak muda harus mengetahui hal apa yang harus dilakukan.
3.2 Kampanye Monumen Nasional
Pada pagi hari Minggu jam (12.00 – 13.00) tanggal 12 May 2019, setelah kami
berkunjung ke Car Free Day kami melanjutkan untuk pergi ke Monumen Nasional
dimana warga Jakarta melihat tugu Monumen Nasional. Kami kemudian membuka
spanduk kami dan melakukan orasi akan pentingnya bertoleransi antar umat
beragama. Setelah selesai berorasi kami melanjutkan untuk mewawancarai dua
pengunjung Monumen Nasional untuk menanyakan pandangan serta pendapat responden
mengenai hal sekitar toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Responden Pertama Bapak Darohman
1.
Menurut bapak, bagaimana keadaan Toleransi Antar
umat beragama di Indonesia?
Kira-kira menurut saya sudah bagus ,misalnya ya apa
namanya Saling menjaga. indonesia belum
tentu sih hanya mayoritas saja.
2.
Apakah bagi Bapak sendiri Toleransi Beragama itu
Penting?
Penting karena kita harus
jaga persatuan
3.
Bagaimana pendapat bapak agar generasi muda dapat
memperjuangkan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Saling menghargai sesama beragama supaya terciptanya
kerukunan.
Responden Kedua Bapak Andri
1.
Menurut bapak, bagaimana keadaan Toleransi Antar
umat beragama di Indonesia?
Kalau menurut saya udah
baik ya ,orang toleransi beragama misalnya kita aja kita mah nggak
membeda-bedakan misalnya kita di Busway apa di apa-apa kita memberi penumpang
yang lebih tua aja kita nggak memandang agama itu apa ya.
2.
Apakah bagi Bapak sendiri Toleransi Beragama itu
Penting?
Kalau menurut saya, itu
udah baik sekali maksudnya toleransi antar beragama itu udah baik sih kalau
menurut saya di Indonesia ini. Kalau mungkin itu kalau saya kurang tahu ya
makanya itu harusnya pemerintah yang ini soalnya kalau bagian-bagian kecil kan
kita juga nggak tahu apakah dia apa transmisi agamanya kita nggak tahu apa ni
apa Islam apa Bunda Kita kan nggak tahu di situ daerah itu misalnya daerah
terpencil harusnya pemerintah yang punya programnya harusnya di sana itu
harusnya semua agama harus bisa masuk gitu
3.
Bagaimana pendapat bapak agar generasi muda dapat
memperjuangkan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Kalau menurut saya kalau
anak muda ya yang pertama kalau anak muda sekarang banyak yang
nongkrong-nongkrong lebih baik kan bisa jadi yang terbaik itu misalnya saling
membantu Apakah ada yang bencana Terus apa yang di jalan jalan apa ini kurang
mampu apa-apa kita membantu orang yang lebih tua gitu. Mas nya untuk anak muda
nya kan banyak yang nongkrong-nongkrong sekarang maksudnya santai-santai buat
apa gitu loh. Apakah dia harus ke masjid apa harus ke gereja. Haruskah induk
banyak kan kan gitu. Kalau menurut saya penting, saya sebagai orang muslim,
Allah itu menciptakan semua manusia itu kan sama mungkin karena dia emang takdirnya
di apa emang Nasrani jadi Islam ini kan emang dari ininya. Menurut saya itu sih
sangat penting setiap masa apa yang Allah itu menciptakan manusia itu satu sama
(Sederajat). maksudnya dia harus dihargai harus dihormati Kalau menurut saya.
3.3 Kampanye Kota Tua
Pada pagi hari Minggu jam (15.00 – 16.00) tanggal 12 May 2019, setelah kami
berkunjung ke Monumen Nasional dan makan siang kami melanjutkan untuk pergi ke Kota
Tua dimana warga Jakarta Melihat – lihat peninggalan bersejarah di Jakarta
serta sebagai pusat rekreasi. Kami kemudian membuka spanduk kami dan melakukan
orasi akan pentingnya bertoleransi antar umat beragama. Setelah selesai
berorasi kami melanjutkan untuk mewawancarai dua pengunjung Monumen Nasional
untuk menanyakan pandangan serta pendapat responden mengenai hal sekitar
toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Responden Pertama Bapak Garnetian
1.
Menurut bapak, bagaimana keadaan Toleransi Antar
umat beragama di Indonesia?
Kurang, dari segi social media.
Masih ada perselisihan antar agama
2.
Apakah bagi Bapak sendiri Toleransi Beragama itu
Penting?
Penting. Toleransi harus dijaga demi
melestarikan makna dari bhineka tunggal ika
3.
Bagaimana pendapat bapak agar generasi muda dapat memperjuangkan
dan meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Saling menghargai satu sama lain
Responden Kedua Sanjuan
1.
Menurut bapak, bagaimana keadaan Toleransi Antar
umat beragama di Indonesia?
Biasa saja.
Tergantung dari pribadi masing masing
2.
Apakah bagi Bapak sendiri Toleransi Beragama itu
Penting?
Penting.
Agar tidak terjadi perselisihan antar beragama
3.
Bagaimana pendapat bapak agar generasi muda dapat
memperjuangkan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Tidak mengganggu umat lainnya yang
sedang ibadah atau pun melakukan aktivitas lainnya
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Kelompok
Perjalanan orasi dan wawancara kamu dimulai
pada tanggal 12 May 2019. Dimana Perjalanan kami dimulai dari jam 9 pagi di CFD
, Di CFD kita melakukan orasi dan juga mewawancarai beberapa pengunjung dan
petugas disana mrngenai abgaimana pentingnya toleransi beragama di Indonesia.
Selanjutnya , kita melanjutkan perjalanan kita pada jam 11 siang di Monas. Di
monas , kita juga mewawancarai beberapa pengunjung Monas. Namun di Monas kita
tidak melakukan Orasi oleh karena adanya aturan yang melarang kami untuk melakukan
orasi. Selanjutnya kami Melanjutkan perjalanan kami ke Kota tua pada jam 3
sore, yang dimana kita berorasi dan sekaligus mewawancarai Pengunjung` di kota
tua tersebut. Kami menyelesiakan perjalanan kami ke 3 tempat wisata tersebut
pada jam 5 sore. Dari hasil kegiatan kami , kami telah mendapatkan banyak
sekali wawasan dan pengetahuan yang sesuai dengan tujuan kami. Selain dari pada
itu , kami juga mendapatkan support dari beberapa pengunjung dengan cara mereka
meminta untuk berfoto bersama dengan kami.
4.2 Refleksi Masing-Masing Anggota Kelompok
1. Fian: Sebelum
melakukan kegiatan ini. Saya masih bingung dengan keadaan atau hubungan
masyarakat Indonesia antaragama. Kemudian saya pun mencari tahu bagaimana cara
mencari solusi dari bingung tersebut. Lalu kelompok kami memutuskan untuk
melakukan kegiatan kampanye. Setelah kampanye selesai, akhirnya saya mengetahui
keadaan masyarakat Indonesia antaragama. Keadaan toleransi di Indonesia masih
kurang. Karena itu, saya memutuskan untukmemperbaiki rasa toleransi antar agama
2. Kevin Budiman: Dari
Kegiatan Orasi dan juga berwawancara saya lebih menyadari bagaimana pentignya
melestarikan budaya bertoleransi agama khususnya di Indonesia. Karena tidak
hanya toleransi beragama membuat masyarakat lebih rukun namun juga membuat kita
lebih dapat menikmati kehidupan dengan ketentraman dan adanya saling support
antara satu dengan yang lain.
Sebelum saya melakukan kegiatan CB Agama
ini , saya hanya menganggap bahwa toleransi beragama itu sebagai suatu
“istilah” yang tidak memilikia arti. Namun setelah melihat bagaimana reaksi`
dan juga support atau dukungan yang diberikan dari orang orang yang kita temui
pada saat berorasi , membuat saya sadar bahwa pentingnya bagi kita untuk
mengedepankan kembali bahkan lebih lagi megnenai toleransi beragama. Karena
pada hasilnya Toleransi beragama bukan sekedar bagaimana kita meghormati satu
sama lain , tapi bagaimana kita menyadari bahwa yang kita hormati itu adalah
juga seorang MANUSIA sama seperti kita. Yang dimana , dengan adanya perbedaan
pandangan ini seharusnya membuat kita dapat lebih menunjukan lagi sifat
kemanusiaan yang lebih lagi.
Lewat
kegiatan ini saya belajar mengenai makna dan arti sebenarnya dari bertoleransi
agama , dan bagaimana saya sebagai generasi muda harus lebih bersikap lagi
terhadap kasus` ataupun peristiwa toleransi beragama yang terjadi di manapun
dan kapanpun, khususnya di Indonesia.
3.
Leonardo Tandra : Saya mendapatkan pandangan baru
serta masukan dari kegiatan orasi dan wawancara mengenai toleransi antar umat
beragama. Mulai dari pandangan setiap orang yang diwawancarai sampai yang ikut
berpartisipasi mendengarkan orasi. Terdapat beberapa argumen mengenai toleransi
di Indonesia dari kelompok tidak bertanggung jawab yang yang ingin memcah belah
hingga pemahaman bahwa Indonesia telah memiliki kerukunan satu sama lain.
Selain dari itu seluruh responden yang ikut mengatakan bahwa toleransi itu
sangatlah penting, tiada satupun yabg merasa tidak, oleh karena itu saya pun
ikut merasakan pentingnya toleransi dari pandangan serta tanggapan yang
diberikan. Kegiatan ini meningkatkan motivasi dan kebhinekaan dalam diri saya,
dan saya pun merasa bersyukur dapat melakukan kegiatan tersebut.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Hartono Yudi, Abdul Rozaqi dkk. 2002. Agama dan
Relasi Sosial. LkiS : Yogyakarta.
M.
Subhan, Toleransi Beragama Menurut Nurcholis Madjis, skripsi, Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, 2011.
F,
O’dea Thomas, 1966. The Sociology of Religion. Diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia oleh Tim penerjemah YOSAGAMA. Jakarta: CV. Rajawali.
Nasution,
Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI Press,
1985)
Berikut Laporan Tugas Akhir CB Agama versi pdf
Berikut Laporan Tugas Akhir CB Agama versi pdf